Huruf Roman atau Romawi adalah perbedaan antara tebal tipis tidak terlalu banyak. Kaitkaitannya beralih dengan laras melandai) dari batang hurufnya. Huruf-huruf dari kelompok ini dapat dibaca dengan lancar dan sangat sesuai untuk pekerjaan yang halus atau seni dengan teks formal.
Kelompok gaya Roman atau Romawi ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu :
o Roman gaya lama (oldstyle-romans)
Wajah huruf yang bertolak pada aksara Romawi awal, seperti yang terukir pada tiang ganggun di Roma sebagai persembahan kepada Kaisar Trajan. Beberapa ahli huruf berpendapat bahwa Roman jenis ini adalah huruf yang terindah dan paling mudah dibaca. Jenis huruf yang termasuk keluarga Romawi gaya lama ini adalah Caslon dan Garamond.
o Roman Peralihan (transitional romans)
Wajah huruf ini merupakan jenis huruf Romawi yang memiliki ciri peralihan dari gaya lama ke modern. Jenis huruf ini penampilannya lebih ringan daripada gaya lama, namun tidak terlalu mekanis bila dibandingkan dengan gaya modern. Jenis huruf yang termasuk Roman peralihan ini antara lain Baskerville, Time Roman, Book Antiqua dan lain-lain.
b. Huruf Bodoni
Huruf Bodoni adalah huruf yang mempunyai ketebalan dan ketipisan sangat jelas. Jenis huruf ini merupakan jenis modern yang gambar hurufnya memperlihatkan perbedaan yang menyolok antara kaitan dengan batang huruf.
Kaitan-kaitannya merupakan garis lurus atau lengkung dan halus yang sesuai untuk cetakan buku. Kesan tampak tegas dimiliki oleh kelompok huruf ini, karena bobot hurut yang seakanakan berat bila diukur dengan bidang yang dimiliki. Jenis huruf ini antara lain; huruf Craw Modern, Bodoni, Didot, Modern 20, Normandia, Fat Tace, Stamp, Bodnoff, Estella, Alexuss Heavy, dan sebagainya.
c. Huruf Egyption
Huruf Egyption adalah huruf yang tidak adanya perbedaan antara tebal tipisnya badan dan kaki. Kaitan-kaitannya sama tebal dengan huruf pokoknya atau badannya namun tampak serasi. Walaupun huruf jenis ini mempunyai kaki dan lengan, namun dalam segi komunikasi sangat mudah dilihat dan jelas. Ciri pokok dari jenis huruf ini tampaknya menyerupai karakteristik konstruksi Piramide di Mesir.
Jenis huruf ini antara lain; Egyption, Stymie, Atlas, Beton, Clarendon, Play Bill, Leter Gothic, Courier New dan sebagainya. Huruf berkait papak ini biasa digunakan sebagai judul suatu periklanan media cetak.
2) Jenis Huruf Sans Serif
Huruf Sans Serif adalah huruf yang tidak mempunyai kaki dan lengan huruf. Perbedaan antara tebal dan tipisnya boleh dikatakan tidak ada. Kesan jenis huruf ini sangat sesuai dengan pekerjaan halus yang memberi kesan sederhana, tidak ramai namun tetap manis. Pada komunikasi visual, jenis huruf tanpa kait ini berhasil menarik perhatian banyak orang terutama tampilan pada wajah judul. Jenis huruf yang termasuk tanpa kait ini adalah: Mercator, Gill Sans, Univers, Futura, Helvetica, Gothic, Announce, Antique, Eurostile, USA Black, Erie, Lucida Sans dan sebagainya.
3) Jenis Huruf Fantasi
Huruf Fantasi merupakan huruf yang penuh lekak-lekuk seperti tunas menjalar. Jenis huruf ini sering dipergunakan untuk hiasan pada kata atau kalimat yang berfungsi sebagai memperegas atau menarik perhatian pembaca. Dalam penampilannya, jenis huruf ini tidak huruf kapital semua, karena bila tampil dengan huruf kapital semua akan megganggu dalam penglihatan atau kelihatan kaku dan sulit dibaca.
Huruf Fantasi dalam percetakan sering dipakai untuk membuat surat undangan karena diambil dari sifat kelembutan hurufnya. Penyampaian informasi dan kounikasi lewat berita yang disamaikan dengan jenis huruf ini dimaksudkan agar gaya yang disampaikan tampak halus, sopan dan akrab. Jenis huruf yang sering dipakai antara lain: Script, Astral, Bottleneck, Mistral, Ringet, Data, Calliope, Neon, Neosrept, Letter Orness, Jim Crow, Lucia Shadow, Domino, Pinto, Inline, Lincoin, lucida Black Letter, English Wd dan sebagainya.
Klasifikasi Huruf Font berdasar bentuk, momentum sejarah & tahun dibuat.
Klasifikasi Huruf Font dalam Tipografi untuk mengelompokkan font berdasar bentuk, momentum sejarah & tahun dibuat. Pengelompokan ini difungsikan untuk mengidentifikasi keberagaman font. Dengan adanya klasifikasi ini kita akan lebih mudah untuk menggunakannya sebagai penunjang kemanfaatan tipografi dalam kehidupan sehari-hari.
Klasifikasi Font dibagi menjadi 9, yaitu :
1. Old style (Garamond, 161)
2. Transitional (Baskerville, 1757)
3. Modern (Bodoni, 1788)
4. Egyptian/Slab Serif (Century Expanded, 1895)
5. Sans Serif (Helvetica, 1957)
6. Display/Script (Copperplate)
7. Script
8. Monospaced
9. Blackletter
Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis bentuk huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi dengan konvensi klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya diabaikan, mengingat klasifikasi huruf terakhir ditandai dengan tonggak sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun 1957
Untuk lebih singkatnya, klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum penting dalam perjalanan sejarah penciptan dan pengembangan bentuk huruf. Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih banyak mengangkat jenis huruf-huruf lama, seperti Bodoni, Century, ataupun Garamond yang direproduksi serta dimodifikasi dengan teknologi digital.
Huruf-huruf lama yang direproduksi kembali (revival type) oleh type foundry biasanya dimodifikasi dengan desain yang berbeda. Selain perbedaan desain, kadang ditemui juga perbedaan ukuran x-height. Untuk mengenali perusahaan mana yang mereproduksi dapat dilihat dari kode yang tertulis di muka nama jenis huruf, seperti A Garamond (‘A’ berarti Adobe) atau ITC Century (‘ITC’ berarti International Type Corporation). Seperti halnya perbedaan desain, juga ditemukan perbedaan nama, seperti huruf Helvetica dinamakan juga Switzerland, Claro, Vega ataupun Newton.
Penamaan ini tergantung kepada perusahaan mana yang mereproduksi huruf-huruf tersebut. Perbedaan standardisasi ini dapat menimbulkan masalah dalam produksi desain cetak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pada saat data di-serahkan kepada biro separasi film, jangan lupa untuk menyertakan jenis-jenis huruf yang digunakan.
Anatomi Font
Anatomi Font Huruf pada Tipografi dipakai sebagai pengidentifikasi klasifikasi font juga untuk membuat font baru. Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain.
Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
2. Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
3. Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
4. Kelompok garis lengkung; COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU
Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT
Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.
Dalam kaitannya anatomi font maka ada beberapa istilah didalamnya, yaitu :
1. Arm
2. Stem
3. Counter
4. Stroke
5. Shoulder
6. Apex
7. Spine
8. Bowl
9. Ear
10. Eye
11. Galliard
12. Serrif
13. Bracket
14. Crossbar
15. Tail
16. Loop
17. Link
18. Leg
19. Foot
20. Ascender
21. Cap height
22. Capline
23. Meanline
24. X-Height
25. Baseline
26. Descender
Penggunaan Jenis huruf (typeface) dan huruf (font) sering berkaitan, bagaimanapun, jenis huruf adalah perancangan karakter yang dipersatukan oleh sebuah kesamaan poperti secara visual, sementara itu font adalah satu perangkat lengkap karakter dari tiap pembuatan desain seseorang, ukuran, bentuk, atau tipe corak.
Coretan (Gerak Huruf)
Huruf bila ditinjau dari coretannya atau gerakannya di kala menulis terdapat empat kelompok, yaitu coretan ke arah vertikal, horisontal, diagonal, dan lingkaran. Ke empat kelompok ini didasari arah tulisan (huruf) dan dominasi pandangan mata ter-hadap posisi ketebalan huruf. Perhatikan contoh di bawah.
Ukuran Huruf
Ukuran huruf dalam penampilannya ditentukan oleh bidang, banyaknya kalimat maupun penegasan berita pada naskah. Dalam perencanaan produk-produk komunikasi visual perlu adanya perhatian yang khusus tentang tebal huruf dan tinggi huruf. Tebal huruf adalah lebar dari samping kiri ke kanan, sedang tinggi huruf adalah tinggi batang huruf dari kaki ke kepala. Pemilihan ukuran, baik ke arah samping maupun ke arah tinggi sangat berhubungan dengan ukuran ruang. Apabila ruang yang digunakan mempunyai ukuran lebar yang sempit, maka diperlukan ukuran huruf yang kecil atau ramping, sehingga penglihatan mata terkesan lebar.
Dalam pemilihan ukuran huruf tidak hanya belajar dan mengenal saja, tetapi harus sering mencoba dan membandingkan antara satu dengan yang lain. Mencoba memahami dengan penuh perasaan yang mendalam lama-kelamaan akan peka rasa estetik dalam diri. Untuk itulah seorang calon desainer tipografi sebaiknya mencoba dan mencoba lagi (evolusi) untuk menghasilkan karya yang baik penuh estetik sesuai dengan ukuran huruf. Huruf mempunyai ukuran (point/punt) dari 8, 10, 11, 12, 14, 18, 20, 30, 42 dan sebagainya. Adapun tiap-tiap huruf mempunyai ketinggian sendiri, seperti huruf a, c, e, m, n o, r, s, u, v, w, x, z disebut tubuh huruf, huruf b, d, f, h, k, l, t disebut tongkat atas, dan huruf g, p, q, y disebut tongkat bawah.
CARA BERKOMUNIKASI VISUAL DENGAN TIPOGRAFI
YG DIPERMUDAH OLEH READIBILTY & LEGIBILITY
Typography adalah andalan utama pekerja grafis dalam berkomunikasi visual. Segala hal di dunia ini akan berjalan baik jika komunikasi antara semua elemennya berjalan dengan baik. Bagaimana penggunaan tipografi sebagai perangkat komunikasi visual ?
Komunikasi terbangun oleh bahasa, dan bahasa didirikan oleh struktur-struktur yang merupakan susunan dari kata-kata dan elemen terkecil dari semua itu adalah tulisan yang mudah dibaca atau dimengerti dan merupakan rangkaian-rangkaian kode atau simbol yang ditampilkan dalam bentuk huruf-huruf.
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground.
Seperti diatas, bahwa huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetika.
Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang di sebut tipografi ( typography ).
Berkomunikasi secara visual dengan tipografi biasanya menggunakan :
- Tipeface
- Hierarki Visual
- Penggabungan Legibility dan Readibility
- Font Family
- Tipografi Mikro
- Tipografi Makro
TYPEFACE
Typeface atau sering disingkat type yang berarti jenis huruf dalam komunikasi visual digunakan untuk membuat hierarki atau prioritas pembacaan. Sebagai contoh jika kita bandingkan Arial Black dan Times New Roman dalam ukuran yang sama, maka Arial Black akan cepat dibaca / diprioritaskan karena memiliki berat yang lebih serta tegas. Penggunaan jenis huruf dalam sebuah karya desain biasanya dibatasi sekitar tiga buah. Hal ini dilakukan agar visualisasi karya tidak rumit penanda visualnya.
Hierarky Visual
Dalam suatu publikasi sering kali diperlukan hierarki dalam penyusunan type. Tidak ada aturan baku dalam penyusunan tersebut karena dalam grafis modern senantiasa digali kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih menantang serta dapat menarik perhatian responden atau target. Namun demikian, susunan hierarki tetap masih harus ada. Hanya saja hierarki itu perlu disusun berdasarkan alasan yang berbeda-beda hingga membentuk prioritas pembacaan. Hierarki visual disusun oleh tiga hal, yaitu : ukuran font, huruf kapital, dan jenis huruf.
Legibility dan Keterbacaan
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
1. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
2. Penggunaan warna
3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
1. Jenis huruf
2. Ukuran
3. Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
4. Kontras warna terhadap latar belakang
Jika digabungkan kedua hal tersebut maka akan ada kontribusi solusi penggunaan ilmu tipografi dalam membentuk komunikasi visual secara lebih baik.
Font Family
Font Family erat kaitannya dalam membuat hierarki visual dengan penggunaan tipeface berlebih. Hal ini bisa dilakukan karena jenis font adalah mirip atau mempunyai kesamaan tertentu. Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular dan bold. Secara lengkap dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: light, regular, semibold, bold dan Black. Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda.
Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
Tipografi Mikro
Adalah ilmu tipografi yang menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading, dan kerning.
Tipografi Makro
Adalah ilmu tipografi yang menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif dari konsep desain, filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khalayak, serta penggunaan huruf sebagai sebuah solusi komunikasi.
Source : http://www.scribd.com/doc/39871793/Sejarah-Tipografi
Nah, temen temen udah ngerti kan?? klo belum ngerti silahkan tanya aja ama mbah kebanggaan kita. mbah google (baca: embah gugel)
semoga infonya bisa berguna...