Terkadang kita suka lupa.
Ya, lupa bahwa kita ini manusia. bahwa manusia itu tinggal di dunia ini demi memenuhi tujuan yang dipercayainya. Tidak peduli anda orang yang beragama, etnis apa, apa maksud hidup anda. semua perlu sebuah tujuan.
setidaknya hal ini terjadi kepada saya beberapa bulan ini. Saya merasa hilang dari peradaban, takut bersosialisasi, selalu merasa cemas pada masa depan dan hari - hari yang di jalani sehingga hari demi hari saya lalui dengan mengurung diri di kamar. saya tidak memiliki banyak teman semenjak beranjak menginjak umur 20 tahun.
'kehilangan arah'
mungkin ini kata - kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidup saya. sudah tiga tahun belakangan ini saya berhenti menulis dan lebih banyak membaca opini orang terhadap dunia di media sosial. saya juga berhenti memikirkan dunia lain selain kuliah. pekerjaan saya setiap hari hanyalah kuliah, pulang, menonton film, dan mendengarkan musik. saya bahkan berhenti bermain piano, takut tidak bisa menyelesaikan satu lagu dan terkadang hanya terdiam di depan piano tanpa melakukan apa - apa selain memutar lagu - lagu MIDI yang ada di USB keyboard saya.
mungkin tulisan terlihat sangat rancu, serancu hidup saya beberapa tahun belakangan ini. saya sangat takut dengan halaman putih pucat pasi milik microsoft word setiap saat saya berusaha menuangkan ide tulisan.
terkadang saya menulis dengan harapan dan pertanyaan, "Adakah yang tahu bahwa aku hidup di dunia ini?" atau "adakah yang tahu bahwa aku menulis sesuatu. mungkin belum sempurna. but, at least I'd try?"
saya tahu saya punya bakat menulis, atau setidaknya itu yang saya percaya. dulu saya pernah menulis sebuah novel di usia 7 tahun dengan komputer pertama saya. novel tersebut sangat terinspirasi dari novel Harry Potter dan Lord of the Ring. bahasanya juga masih sangat sederhana, mengingat saya masih belia. novel yang saya tulis pun ber-Genre fantasi. saya dulu aktif menulis, tapi cerita saya tidak pernah selesai sama sekali. saya sering ikut lomba essai saat SD, tapi tidak pernah menang. Walaupun guru pembimbing saya saat itu percaya bahwa saya sebenar punya bakat, tapi saya jarang percaya karena saya selalu gagal
masuk menginjak bangku SMP, sambil menanggapi pengalaman pahit itu, saya mulai lebih sering membaca novel dan bermusik. separuh hidup saya di SMP saya berikan untuk Musik. Musik kembali menjadi penyemangat saya dengan memberikan saya angan - angan dan tujuan hidup. saya mendapat pengalaman hidup yang sangat berharga di saat ini. namun, hal itu kandas saat UNAS SMP semakin mendekat. saya perlu nilai baik agar bisa sekolah di Jawa. sehingga saya berhenti bermusik sejenak.
saat SMA di Surabaya, saya tetap bermusik dengan masuk ke sekolah musik, namun tidak seaktif dahulu. saya pun menemukan hobi baru. Film! saya sudah suka film sejak kecil, namun kesenangan saya ini baru dibina saat sekolah SMA di jawa. ini pertama kalinya dalam hidup saya untuk masuk dalam sebuah komunitas film. komunitas itu tidaklah besar, namun penuh dengan orang - orang pemimpi hebat di dalamnya.
SMA berakhir dengan cepat, dan saya harus cepat menentukan masa depan. saya berpisah dengan komunitas ini. dan hingga hari ini saya belum pernah kembali bertemu dengan mereka. ini juga menunjukkan kelemahan saya yang tidak pandai menjalin silahturahmi.
Hingga tanggal 23 maret 2016 kemarin tiba. saat saya kehilangan nenek saya. ia menghembuskan nafas terakhir tepat di depan saya. baru kali ini saya melihat seorang yang sangat saya sayangi pergi di depan saya. nenek saya ini sangat cinta silahturahmi. walau dengan keadaan sakit pun beliau masih menyempatkan diri untuk sekedar mampir ke rumah tetangga atau saudara jauh di Solo. saya lihat banyak yang datang saat beliau meninggal. barulah saya sadar dan memikirkan hidup saya di 3 tahun belakangan ini. saya tidak pernah melakukan apapun. tidak berkarya dan hanya hidup enak di kamar. tidak pernah merasakan susahnya organisasi di kampus seperti teman lainnya walaupun tahu perusahaan besar hanya menanti pendaftar yang kenyang dengan pengalaman tersebut.
saya sedih melihat hidup saya ke belakang yang seakan seperti sampah. tidak berarti apa - apa. saya sakit pun tak ada yang datang. sangat kontras dengan nenek saya.
mata saya baru sadar akan pentingnya silahturahmi. itu yang mungkin saya kurang lakukan belakangan ini. saya malu tiap bertemu teman lama, apalagi saat komen pertama mereka selalu tentang ukuran tubuh saya. Ya, saya memang tidak cantik dan langsing. Biarlah toh yang penting isi otak dan hati saya tercermin lewat perilaku saya.
mungkin tulisan ini lebih seperti sebuah bentuk self healing. saya ingin berubah mulai detik ini. saya ingin mulai banyak silahturahmi. lebih santai dan banyak bercanda seperti saat saya SMA. aku rindu punya sahabat, karena hingga kini saya belum menemukan seseorang yang benar - benar sahabat baik saya selain dua teman SMA.
saya juga harus mulai santai kuliah, lebih memperbanyak aktifitas di luar. mungkin kembali bergabung di komunitas film? jadi relawan? aah banyak sekali yang masih ingin saya lakukan. teman saya menginspirasi saya untuk lebih aktif. lebih sering bernyanyi mungkin juga dapat menambah kepercayaan diri saya. saya juga sudah mulai berdiet sehat.
aah tulisan ini semakin rancu saja. maka sudah saatnya saya akhiri dengan kata
Bismillahirahmanirahim.
saya ingin berubah menjadi lebih baik. tolong bantu saya ya!