Malam hari yang hitam kelam.
Terdengar metafora alammu yang begitu menyayat hati.saat kau ciptakan lagu ini.....
Nyanyian dari paraduan surga dengan malaikat kecil bersayap putih.
kemilau mutiara malam yang berpendar di atas sana.
menyerukan asmamu.
bersatu dengan dentingan air mata dari duniaku.
inilah sebait rantai kata yang bisa kutulis (dan terbesit dalam hati) saat aku menemukan sebuah lagu yang paling kucari sejak aku masih balita. yang tak sengaja selalu terdengar dari acara berita di televisi saat sedang melaporkan tentang bencana alam maupun intrik - inttik sosial politik di dunia kita.
Gue menghabisakan akhir pekan gue menyendiri di rumah gue yang di Waru. sambil membaca buku - buku psikologi. gue ngerasa gue ini adalah orang yang terlalu banyak berpikir dan kurang menggunakan perasaan.
sejak itulah gue memulai sebuah pencarian (alias penelitian) tentang hal - hal baik yang gue miliki. dan yang mengecewakan. tak satupun bagian dari diriku yang bisa menjawab pertanyaan ini.
kenapa postingan kali ini gue ngerasa lebih sensitif degan kata - kata. karena gue baru aja nemuin satu buah karya musik klasik yang paling gue cari seumur idup gue! dan gue baru tau kalo lagu ini adalah sebuah Theme song dari film yang berjudul 'Schindler's List'. film tahun 1993 (tahun kakak gue lahir. hehe...) yang bercerita tentang riwayat seorang pebisnis katolik Jerman yang bernama oskar Schindler yang menyelamatkan lebih dari seribu orang Yahudi Polandia pada masa Holocaust dengan cara mempekerjakan mereka di dalam pabriknya.film yang diangkat dari sebuah novel buah karya Thomas Keneally ini sekilas sangat menarik.
Film ini disutradarai oleh sutradara besar Steven Spielberg dan juga dibintangi oleh Liam Neeson (Aktor yangg main sebagai captain sopo gitu di The A - Team) yang berperan sebagai Oskar Schindler. ada juga nama - nama aktor besar yang ikut ambil bagian, seperti Ralph Fienes (Si Lord Voldemortnya Harry Potter, The Reader) and Ben Kingsley (Aktor yang main di Shutter Island, kalo nggak salah jadi pemiliknya RSJnya) yang menarik dari pembuatan film ini. Spielberg nggak pake Storyboard sama sekali. dia memilih untuk menyampaikan film ini dengan gaya ala Dokumenter. pantesan aja film ini diganjar 3 piala oscar sebagai Best Picture, best director, dan best original score (hehe...)
haiyaa.. kenapa gue malah jadi mbahas pilem sii. hehe... biasa, anak moviefreaks.
okee... lagi yang gue maksud tu sebuah Score (nggak tau score? score tuu musik yang ditulis dengan compose - compose yang udah dibagi - bagi. ada bagian strings, Brass, Low Brass, piano, clarinet, oboe, dkk. biasanya ada di pilem - pilem itu loo) yang menjadi Theme Songnya pilem yang tadi gue bahas singkat.
sumpee.... hati gue rasanya kayak kesayat denger lagu gubahan John Williams yang satu ini. apalagi permainan Violin fantastis dari violinis virtuoso kenamaan Izthak Perlman (yang kebetulan orang Polandia) bener - bener menghayati banget. (ampe ngiler)
and do you know what i'm going to say?
gue bangga jadi pecinta musik klasik.
gue bersyukur hidup di kehidupan yang indah ini dan bisa denger lagu seindah lagu ini.
gue bersyukur punya telinga yang sehat buat denger lagu seindah ini.
gue bersyukur gue bisa maen musik walaupun gue kagak cantik, apa yang gue mainin dengan alat musik gue, itulah pancaran kecantikan hati gue.
gue bersyukur gue bisa melihat dan mendengarkan irama yang Allah kirim lewat makhluk - makhluknya, alamnya, langitnya, ciptaanya, manusianya....
gue bersyukur gue masih disayang oleh Allah.....
After all, Thanks God to let me hear this song! even if i lived in this brutality and crowded places.. they seems just a Memory by now. cuz you let me know a beautiful thing called Music...
buat teman - teman yang mau tau lagunya sebagus apa...
ini dia,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar